Kemulian dan keunggulan manusia dari seluruh makhluk yang lain adalah kesipannya untuk ma'rifatullaah (mengenal Allah). Itulah kesempurnaan dunia. Itulah harga akhirat.
Kesiapan ma'rifatullaah itu berada di qalbu bukan di anggota badan. Qalbu-lah yang mengenal Allah. Qalbu-lah yang mendapatkan khithab (perintah dan larangan). Qalbu-lah yang sebenarnya taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah). Qalbu-lah yang ikhlas. Qalbu-lah yang beramal karena Allah. Qalbu-lah yang menuju Allah. Qalbu-lah yang mendapatkan kasyf (keterbukaan) di hadapan Allah.
Anggota badan adalah pengikut dan pembantu bagi qalbu. Anggota badan adalah alat yang dipergunakan qalbu, sebagaimana tuan menguasai hamba sahayanya, atasan menguasai bawahannya dan raja menguasai rakyatnya.
Qalbu diterima Allah ketika ia selamat dari selain Allah. Qalbu terhijab (terhalang) dari Allah ketika ia tenggelam diliputi oleh selain Allah. Berbahagialah ketika berhasil mensucikan qalbu-nya. Celakalah ketika qalbu-nya penuh dengan noda dan kotoran.
Dengan demikian, amat jelas bahwa mengenal qalbu dan hakikat sifat-sifatnya adalah pokok landasan agama dan pondasi jalan para salikin (ahli ibadah).
Tapi apakah sebenarnya qalbu itu ?
MAKNA QALBU
Berkaitan dengan hal-hal batin, ada beberapa istilah yang dipergunakan. Di antaranya adalah qalbu, ruh, nafs dan 'aql.
Qalbu dipergunakan untuk dua mana. Makna yang pertama berada pada ruang lingkup jasmani. Makna yang kedua berada pada ruang lingkup ruhani.
Makna yang pertama, qalbu adalah daging yang menggantung di dada sebelah kiri. Daging tersebut terbagi menjadi dua bilik, yaitu kanan dan kiri. Daging ini berdetak. Daging ini menjadi pusat aliran darah. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan jantung. Qalbu ini dimiliki oleh manusia dan hewan. Qalbu ini dimiliki oleh mereka yang hidup maupun yang mati.
Makna yang kedua, qalbu adalah lathifah (anasir halus) yang berketuhanan yang ruhaniyyah dan memiliki hubungan qalbu jasmani. Lathifah inilah yang memiliki kemampuan mengetahui. Lathifah inilah yang mendapatkan khithab. Lathifah ini adalah hakikat manusia.
Makna qalbu yang pertama bukan bagian dari pembahasan ilmu batin. Qalbu ini bagian dari ilmu biologi atau kedokteran. Makna qalbu yang kedualah yang dipergunakan dalam ilmu batin.
Dalam pembahasannya, hakikat qalbu merupakan bagian dari ilmu mukaasyafah. Sedangkan sifat dan ahwal qalbu dibahas pada ilmu mu'aamalah.
Lafaz ruh dipergunakan untuk dua makna. Makna yang pertama, ruh adalah lathifah (anasir halus) yang tempat munculnya di rongga jantung. Anasir ini kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Tempat mengalirnya pada tubuh. Dari sini memancar cahaya kehidupan dan inderawi kepada alat-alatnya, seperti memancarnya cahaya lampu ke seluruh penjuru rumah. Hidup seperti cahayanya. Ruh seperti lampunya.
Makna yang kedua, ruh adalah lathifah (anasir halus) dari manusia yang memiliki kemampuan mengetahui. Makna ini sama dengan yang dipergunakan sebagai makna qalbu dalam ilmu batin.
Lafaz nafs dipergunakan untuk berbagai makna. Ada dua makna nafs yang berkaitan dengan ilmu mu'aamalah. Makna yang pertama adalah kesatuan dari potensi ghadhab (emosi / keengganan) dan syahwat (hasrat / keinginan) pada manusia. Makna ini yang sering diungkapkan dengan istilah nafsu. Makna ini yang paling sering dipergunakan dalam pembahasan-pembahasan ilmu tashawwuf.
Makna yang kedua, nafs adalah lathifah (anasir halus) yang merupakan hakikat manusia. Makna ini senada dengan makna qalbu batin dan ruh. Hanya saja, lafaz nafs ini sering diberi tambahan sifat yang beraneka ragam sesuai dengan perubahan keadaannya (ahwal-nya). Ahwal tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam berhadapan dengan nafs pada makna yang pertama. Nafs pada makna kedua inilah yang sering disebut dalam tingkatan-tingkatan nafsu. Ada yang disebut dengan nafsu ammaarah, lawwamah, malhamah, muthmainnah, raadhiyyah, mardhiyyah dan kamilah.
Lafaz 'aql dipergunakan untuk berbagai makna pula. Ada dua makna yang berkaitan dengan ilmu mu'aamalah. Makna yang pertama, 'aql adalah ilmu tentag hakikat sesuatu. Makna ini dipergunakan sebagai ibarat untuk ilmu sebagai sifat yang berada pada qalbu.
Makna yang kedua, 'aql adalah lathifah (anasir halus) yang memiliki kemampuan mengetahui. Makna ini dipergunakan pula untuk qalbu dalam ilmu batin. Makna kedua ini yang dimaksud pada hadis "Yang pertama Allah ciptakan adalah 'aql.
Pada empat lafaz ini ada lima makna. Masing-masing memiliki dua makna. Makna yang satu dimiliki oleh masing-masing lafaz. Makna yang kedua adalah makna yang dipakai bersama oleh keempat lafaz tersebut. Makna yang dimiliki bersama itulah yang dipakai dalam Al-Quran dan As-Sunnah dengan lafaz qalbu.
Dalam sebagian kalimat, kadang-kadang dipergunakan kinayah (perumpamaan) dengan qalbu jasmani yang bermakna jantung untuk qalbu ruhani. Hal tersbut dilakukan karena antara qalbu ruhani dan qalbu jasmani memiliki hubungan. Selanjutnya berhubungan pula dengan tubuh sebagai alatnya.
Wallaahu a'lam.
Referensi :
1. Ihya Ulumididin karya Imam Al-Ghozali qs
2. Ittihafus Sadatil Muttaqin karya Syaikh Az-Zubaidi qs