Taubat adalah awal jalan para saalik (ahli ibadah). Taubat adalah modal orang yang berbahagia. Taubat adalah awal langkah para muriid (pengharap ridha Allah). Taubat adalah kunci istiqaamah orang beragama. Taubat adalah nilai untuk memilih mereka yang taqarrub.
Yang pasti baik adalah malaikat. Yang pasti buruk adalah syetan. Manusia mungkin baik dan mungkin buruk. Manusia dapat berubah dari baik menjadi buruk dan dari buruk menjadi baik. Manusia yang terbaik adalah yang bertaubat. Baginda Rosulullah saw menyampaikan bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa dan manusia yang terbaik adalah mereka yang bertaubat.
Untuk mendapatkan taubat yang sejati, seorang hamba harus memahami dan memiliki empat hal. Yang pertama adalah makna taubat. Yang kedua adalah makna dosa serta jenis-jenis dan pembagiannya. Yang ketiga adalah syarat-syarat taubat. Yang keempat adalah faktor yang mendorong taubat dan terapi untuk menghentikan dan meninggalkan dosa.
MAKNA TAUBAT
Taubat adalah ibarat atau ungkapan bahasa yang dipergunakan untuk menunjukkan suatu makan yang tersusun dari tiga unsur yang berurutan. Unsur yang pertama adalah ilmu. Unsur yang kedua adalah hal (kondisi). Unsur yang ketiga adalah amal. Unsur yang pertama menjadi sebab adanya unsur yang kedua. Unsur yang kedua menjadi sebab adanya unsur yang ketiga.
Ilmu sebagai unsur yang pertama adalah mengetahui besarnya bahaya dosa dan posisinya sebagai hijab (penghalang) antara haba dengan Allah SWT yang dicintainya. Pengetahuan ini haruslah berupa iman dan yakin.
Iman adalah ibarat yang menunjukkan tashdiiq (membenarkan) bahwa dosa adalah racun yang menghancurkan. Dosa akan membuat seorang hamba kehilangan cinta Allah.
Yakin adalah ibarat yang menunjukkan kuatnya tashdiiq. Ukuran kuatnya adalah hilangnya keragu-raguan. Yakin ini menguasai dan meliputi qalbu sehingga muncul cahaya iman yang menerangi qalbu.
Cahaya iman ini menjadi sebab munculnya hal (kondisi) yang berupa rasa sedih dan sesal. Hal ini membuat rasa sedih dan sakit dalam qalbu. Bagaimana tidak sedih dan sakita apabila si qalbu terhijab dari (cinta) Allah SWT.
Dari hal itu muncul hal kedua yang berupa dorongan atau motivasi untuk beramal. Amal tersebut berkaitan dengan masa lalu, masa kini dan masa depan.
Berkaitan dengan masa kini, amal adalah bertindak segera untuk menghentikan segala macam dosa yang dilakukan. Tindak penghentian ini dilanjutkan dengan permohonan maaf dan permohonan ampun (istighfaar).
Berkaitan dengan masa depan, amal adalah mencamkan tekad yang kuat dan maksud yang teguh dalam diri untuk meninggalkan segala dosa serta tidak mengulangnya kembali sampai akhir hayat.
Berkaitan dengan masa lalu, amal adalh mengqadha. Qadha adalah mengganti segala sesuatu yangterlewat serta membayat dan mengerjakan yang tertinggal.
Apabila ketiga unsur tersebut telah berkumpul semua menjadi satu, maka barulah dapat dikatakan taubat yang benar. Ketiga unsur tersebut adalah tiga rukun agama. Ilmu adalah iman. Hal adalah ihsan. Amal adalah islam. Jadi, dengan berkumpul tiga unsur tersebut, seseorang telah menyempurnkan semua unsur agama dalam taubatnya .Inilah taubat yang hakiki. Inilah taubat yang sejati. Inilah yang disebut dengan taubat nashuha.
Wallaahu a'lam.
Referensi ;
1. Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghozali qs
2. Ittihafus Sadatil Muttaqin karya Syaikh Az-Zubaidi qs