BUKU BAGUS

BELAJAR HIDUP DARI ILMU NAHWU

Kalimat ada tiga, yaitu ism, fi'l dan harf.

Seyogyanya hidup menjadi ism. Pada dasarnya posisi isim adalah 'umdah, yaitu mubtada dan fa'ilI'rabnya rafa' dan cirinya yang asli adalah dhammah. Tak ada bedanya jadi zhahir maupun dhamir, walaupun harus mustatir. Jelek-jeleknya ya jadi khabarlah, tetep rafa' dan dhammah. Kalaupun tidak dhammah, ya alif atau wawu dan tsubut nun.
Sebaiknya jadi ism jangan dalam posisi fadhlah. Apalagi sebagai ism yang menjadi maf'ul bih. Kalaupun harus nashb, cobalah menjadi maf'ul li ajlih.

Kalaupun pahit-pahitnya menjadi tawabi', berusalah jadi tabi' dari yang marfu', atau setidaknya manshub. Berusaha jangan mahfudh.

Bila harus menjadi fi'l, cobalah jadi fi'l mudhari'. Jadi fi'l yang mu'rab pada zaman hal dan istiqbal

Berusahalah jangan sampai menjadi fi'l yang mabni pada zaman madhi. Jangan pula jadi fi'l amr yang mabni sukun atau pun hadzfi, jangan-jangan nanti masuk kabura maqtan

Bila kondisinya harus menjadi harf, jadilah harf yang ja a lima'nan. Syukur-syukur walau sebagai harf  harus mabni, tapi bisa menjadi harf yang bertindak sebagai 'amil. Tapi, seyogyanya jadi 'amil yang membuat nashb dan memunculkan fathah, jangan menjadi 'amil yang membuat jazm dan memunculkan sukun atau hadzfi. Sebaiknya dihindari menjadi harf yang membawa dan membuat khafdh dan memunculkan kasrah.

Bila harus jadi 'amil, semoga bisa jadi 'amil nawasikh. Yang hebat 'amil nawasikh yang membuat mubtada dan khabar menjadi maf'ul dua-duanya. Bila tidak mungkin, maka memilih apakah jadi 'amil nawasikh yang mengubah mubtada atau yang mengubah khabar.

Wallahu a'lam bish showab