Sejak kecil, Imam Al-Ghazali qs selalu mencatat segala pelajaran yang didapat dari gurunya. Beliau tidak meras perlu untuk menghapalnya.
Suatu ketika, dalam sebuah perjalanan beliau dirampok. Semua yang beliau bawa dirampas, kemudian gerombolan perampok itu pergi. Beliau mengikuti gerombolan perampok itu kemana pun mereka pergi.
Dedengkotnya marah karena terus diikuti dan berkata, "Pergi kamu sialan ! Kalau tidak kamu akan binasa."
Imam Al-Ghazali qs menjawab, "Saya mohon anda mengembalikan catatan pelajaran saya saja, karena barang itu tidak menguntungkan anda."
Dedengkot itu bertanya, "Catatan apa ?"
"Buku di bungkusan itu. Demi untuk mendengarkan, menulis dan mengetahui ilmu-ilmu yang dikandungnya saya mengembara," Imam Al-Ghazali qs menjawab.
Dedengkot itu tertawa terbahak-bahak dan mengejek, "Bagaimana kamu berilmu, padahal buku itu sudah kami rampas sehingga kamu tidak bisa mengetahuinya lagi ?" Kemudian dia memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan buku itu.
Washiilah kejadian itu, Imam Al-Ghazali qs kemudian menyediakan waktu khusus selama tiga tahun untuk menghapal pelajarannya, sehingga tidak ada lagi yang dapat merampok dan merampas ilmunya.